Tindakan Kita Sendiri Yang Merusak Amal Baik Kita




Didalam Al-Qur’an disebutkan, yang dihilangkan oleh Allah SWT bukan amal baik kita tetapi dosa kita, disinilah rahmat Allah SWT. Dosa kita akan dihilangkan ketika kita bertaubat . Yang bisa menghilangkan amal baik kita adalah tindakan kita sendiri yang merusak amal baik kita. Didalam Al-Qur’an disebutkan, “jangan kau bubarkan amalmu itu dengan caci-maki dan penganiayaan terhadap orang yang kau baiki sendiri “. Maka umpatan umpatan kita atau penyiksaan kita atau penyanderaan kita itulah yang menghilangkan amal kita tapi bukan oleh Allah SWT. Maka berhati hatilah kalau beramal, jangan kau ikuti amalan itu dengan tindakan yang menyengsarakan orang lain.

Didalam ayat Al-Qur’an yang lain disebutkan bahwa “ alladzi kholaqol mauta walhayata liyabluwakum ayyukum ahsanu amala”.   Allah SWT membuat kita mati didalam kandungan yang belum berurum 4 bulan. Kemudian dihidupkan dengan nyawa kemudian dimatikan lagi kemudian kembali kepada Allah SWT. Yang perlu diketahui siapa yang mampu memproses rahmat Allah SWT menjadi amal baik. Karena rahmat itu titipan, sementara kalau sudah diproses menjadi amal  maka amal adalah milik kita sendir. Jadi kalau kita menumpuk harta menumpuk pangkat, itu sebetulnya adalah beban dan ketika diproses menjadi amal maka itu menjadi milik kita dan selebihnya urusan kita.

Para takziah sekalian yang saya muliakan. Sehingga kalau kita berkumpul disini yang pertama niatnya untuk mendoakan mudah-mudahan amal baik beliau diterima Allah SWT. Kenapa perlu didoakan, karena dari sekian banyak amal yang dikerjakan belum tentu sekian banyak amal itu ihlas dikerjakan. Mungkin karena sebab-sebab tertentu kemudian membuat amal itu tidak lolos masuk ke hariban Allah SWT. Yang kedua niat kita kumpul disini adalah untuk mendoakan agar kesalahannya diampuni oleh Allah SWT. Baik kesalahan kepada Allah SWT maupun kesalahan kepada sesama manusia. Kesalahan kepada Allah SWT mungkin teleder sholat mungkin tidak puasa dan itu adalah hutang kepada Allah yang dia harus membayar  dengan fidyah. Maka marilah kita memperhatikan tanggungan-tanggungan kita dan orang tua kita yang sudah wafat.

yang paling berat adalah hutang kepada sesama manusia. Dua kali lebih berat dari pada hutang kita kepada Allah SWT. Hutang kita kepada Allah SWT bisa cukup istighfar. Tetapi hutang kita kepada manusia harus diberesi terlebih dahulu. Sehingga dalam hal ini hak azazi manusia lebih ditonjolkan dari hak kewajiban kepada Allah SWT. Dan seluruh dosa-dosa kita kepada Allah SWT dapat ditukar dengan kebaikan kita kepada sesama manusia. Inilah sesuatu yang menjadi makna dari sebuah kematian.  Untuk doapun sebenarnya yang kumpul disini cuma membantu doanya ahli waris terutama anak. Jadi jangan tamunya tahlilan terus anaknya ribut ngurusin konsumsi padahal sebenarnya yang  paling utama doanya waladun solihun (anak soleh).  Kita ini haya membantu karena disetiap sholat kita juga membaca “allahumma firlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu”.