Tetap Produktif Disaat Berpuasa Kenapa Tidak?



agama,artikel

     Tetap Produktif  Disaat Berpuasa Kenapa Tidak?

Penulis : Mohammad Syauqi Hakiki (Mahasiswa Jurusan PAI STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang)

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW. ‘’Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku’’. Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyiram, dan Ramadhan adalah bulan untuk panen. Masing-masing dari ketiganya mempunyai hari-hari istimewa. Di bulan Rajab ada peristiwa Isra’ mi’raj. Di bulan Sya’ban juga ada hari istimewa yaitu Nisfu Sya’ban. Dan di bulan Ramadhan sendiri adalah bulan yang paling istimewa yaitu dengan adanya malam lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam yang keistimewaannnya diabadikan dalam Al-quran.  

Bulan Rajab dan Sya’ban sudah meninggalkan kita, sekarang kita memasuki bulan suci Ramadhan. Yang tak terasa sudah hampir separuh bulan kita menjalankannya. Bulan Ramadahan adalah bulan yang suci, bulan yang  penuh dengan keberkahan, bulan yang dinantikan kehadirannya oleh orang-orang yang beriman,  bulan dimana pintu-pintu ampunan dibuka selebar-lebarnya dan jalan untuk mendapatkan  pahala kita tinggal memilihnya.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di bulan Ramadahan semua amal dilipatgandakan, baik amal yang sifatnya baik ataupun amal yang buruk sekalipun, maka dalam  menyikapi hal tersebut seyogyanya kaum mukmin memanfaatkan momen ini untuk produktif dalam menjalankan ibadah puasa dan berlomba-lomba dalam hal kebaikan, ‘’fastabiqul khairat’’. Jangan malah di momen yang istimewa ini kebiasaan-kebiasaan buruk yang sebelumnya menjadi budaya dan kebiasaan masih dilakukan. Seringkali kebanyakan diantara  kita saat menjalankan ibadah puasa malah menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan. Seakan-akan puasa menjadi alasan untuk tidak produktif dan bermalas-malasan. Maka hal ini sesuatu yang salah dan perlu diluruskan.

Info Pendaftaran PMB STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Mungkin salah satu dalil bagi mereka untuk bermalas-malasan adalah salah satu hadits yang sering kita dengar, yang bunyinya kurang lebih seperti ini:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Maka pada akhirnya kebanyakan dari kita menganggap tidur atau malas-malasan adalah ibadah rutin yang harus dilakukan karena mendapat pahala, padahal kita saja yang malas melaksanakan ibadah lain.

Menurut Imam Ghazali salah satu adab berpuasa adalah jangan memperbanyak tidur.

بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه

Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hlm. 246.)

Maka dibandingkan dengan tidur dan bermalas-malasan, sebenarnya ada banyak hal dan kegiatan yang dapat kita lakukan  untuk bisa produktif dan berlomba-lomba dalam hal kebaikan disaat kita berpuasa. Diantaranya menjalankan ibadah-ibadah sunnah, istiqomah dalam tadarus Al-Quran, menambah kapasitas intelektual dengan membaca buku dan literasi-literasi yang lain, menulis dan hal-hal baik yang lainnya. Kesemuanya itu bisa menjadi opsi bagi  kita untuk bisa tetap produktif walaupun disaat kita berpuasa.

Pada akhirnya mari di bulan suci ramadhan ini kita berlomba-lomba untuk menjadi pribadi yang lebih baik, mengisi dengan amal yang baik dan sesuatu yang sejuk dan menyejukkan. Semoga amal ibadah kita khususnya yang kita jalankan di bulan suci ini diterima oleh Allah SWT. Amin. Wallahua’lambissawab

)* Mohammad Syauqi Hakiki (Mahasiswa STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang dan alumni Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Jepara)

Prof Dr. Kasuwi Saiban, M.Ag : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang Low Cost High Quality