MUBES Pilih Presiden Baru
Malang – Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly (STAIMA) Al-Hikam Malang melaksanakan musyawarah tertinggi yaitu musyawarah besar (MUBES) IX. Acara yang dilaksanakan di Gedung Induk Lantai 3 Pesma Al-Hikam pada Jumat (16/05) malam, ini dihadiri oleh Moch. Nurcholiq sebagai perwakilan dari pihak STAIMA Al-Hikam, Kepala Pesantren Mahasiswa Al-Hikam yakni Hilman Wadjdi, Rodhi Zamzami sebagai perwakilan asatidz Pesma Al-Hikam dan seluruh mahasiswa STAIMA Al-Hikam.
Setelah pembacaan ayat suci al-quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara berlanjut dengan sambutan oleh perwakilan dari manajemen STAIMA Al-Hikam, M. Nurcholiq sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam STAIMA Al-Hikam. Ia berharap pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIMA Al-Hikam terus mempertahankan dan mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kemasyarakatan. “Apalagi kegiatan yang berfokus keilmiahan, BEM harus terus menjaganya,” ujar dosen STAIMA Al-Hikam itu.
Selain itu, Hilman Wadjdi juga memberikan pesan-pesan kepada BEM selanjutnya, sebelum memimpin doa penutup. Ia berpesan agar mahasiswa STAIMA Al-Hikam dapat menjaga ciri khas mahasiswa STAIMA Al-Hikam. “Kembangkan terus kajian hadits, kajian ilmiah, penelitian,” pesan Kepala Pesma Al-Hikam tersebut. Ia juga mengingatkan agar mahasiswa STAIMA Al-Hikam terus mengoptimalisasi fasilitas kampus, seperti perpustakaan. “Disinilah peran BEM sebagai pioner untuk mengembangkan minat membaca mahasiswa Ma’had Aly,” ungkap dosen Bahasa Inggris STAIMA Al-Hikam itu. Tim Formatur Terpilih
Dalam MUBES BEM IX ini berlangsung dua malam yaitu pada Jum’at dan Sabtu (16-17/05) malam. Pada malam pertama, membahas tentang tata tertib persidangan dan laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus BEM Visioner. Pada sesi LPJ pengurus BEM, mahasiswa STAIMA sebagai anggota BEM mengkritisi beberapa progam kerja yang tidak terealisasi. Semisal, Zainullah mempertanyakan progam Studi Banding yang tidak terlaksana. Dalam hal ini, Makhrus Sholeh sebagai pengurus departemen Keorganisasian BEM menanggapi bahwa alasan tidak terealisasinya progam itu adalah dari objek yang akan dikunjungi tidak bisa menerima kunjungan karena waktu yang tidak tepat.
Berbeda dengan Shalihan, mahasiswa semester 8 STAIMA Al-Hikam, ia mengkritisi alasan beberapa progam kurang berjalan maksimal. Ia menyebut bahwa banyak alasan kurang kordinasi antar pengurus maupun antar pengurus organisasi lainnya. Shalihan menanyakan sebenarnya apakah pengurus BEM ini masih solid sampai akhir masa. Disini, M. Aqib menanggapi bahwa selama ini pengurus BEM baik-baik saja. Hal yang menjadi kendala dalam kurangnya kordinasi adalah hanya pada kesalahfahaman dalam memahami progam kerja. Menurutnya, secara umum hal itu pun langsung diantisipasi. Pada akhirnya, mahasiswa Ma’had Aly- sebutan STAIMA Al-Hikam- menerima dengan syarat laporan pertanggungjawaban pengurus BEM Visioner periode 2013/2014.
Berlanjut pada malam kedua, membahas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) BEM STAIMA Al-Hikam. Pada sesi ini mahasiswa Ma’had Aly hanya menyepakati hal-hal yang substansial. Jika ada poin-poin yang kurang relevan dengan kondisi mahasiswa saat ini, maka poin itu diganti redaksionalnya bahkan juga dibuang. Hal ini terlihat dari poin susunan kepengurusan BEM STAIMA yang tidak mencamtumkan secara jelas apa saja departemen yang ada di kepengurusan BEM STAIMA. Dalam hal ini, salah seorang mahasiswa berinisial S –tidak ingin disebutkan namanya- mengusulkan agar ada ketetapan departemen yang dibawah kepengurusan BEM. Jika hal ini disepakati, menurutnya, maka akan ada efisiensi waktu membahas sidang komisi. Akhirnya, departemen kajian ilmiah, kitab, bahasa, keorganisasian, dan sosial budaya mendapat ketentuan mutlak di ART BEM STAIMA Al-Hikam.
Sidang berlanjut pada tahap sidang komisi. Sidang komisi kali ini membahas progam kerja secara umum dibagi menjadi dua yakni jangka pendek dan jangka panjang. Progam garis besar ini pada dasarnya sama dengana tahun lalu, namun ada beberapa penambahan yaitu adanya pembentukan lembaga pers mahasiswa (LPM) BEM. Hal ini didasari masih rendahnya minat membaca dan menulis mahasiswa STAIMA Al-Hikam. “Dengan adanya LPM, diharapkan kegiatan ilmiah mahasiswa dapat berkembang dan terdokumentasi dengan baik,” ujar Aminullah, pemimpin sidang komisi.
Dalam sesi terakhir, pemilihan presiden BEM pun berlangsung. Pemilihan ini berjalan dengan lancar dan penuh antusias dari seluruh peserta sidang. Dan pada akhirnya, terpilih nominasi calon presiden BEM yaitu Nanang Wahyudi, Saddam Kamil, Hadi M. Hasyim dan Anis Jamil Mahdi. Nanang Wahyudi, calon yang memiliki suara terbanyak menyatakan kesediannya menjadi presiden BEM. “Jika kalian siap, maka saya siap memimpin BEM satu periode,” ujar Nanang. Namun berbeda dengan Hadi, meskipun ia mendapat suara terbanyak kedua, ia memilih tidak bersedia karena alasan masih kurangnya pengalaman dalam berorganisasi. Alasannya pun diterima oleh peserta sidang. Lanjut pada Saddam Kamil, ia menyatakan kesediannya menjadi wakil presiden dari Nanang Wahyudi. Presidium I Sidang MUBES, Nadjib Quroisin, membacakan surat keputusan terpilihnya Nanang Wahyudi dan Saddam Kamil sebagai presiden dan wakil presiden, diakhiri dengan mushafahah seluruh peserta sidang memberikan selamat kepada tim formatur yang terpilih.