Memahami Kerusakan Dengan Menciptakan Kebaikan Dan Menyanyangi Bangsa




Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan, bulan penuh ampunan, serta segala amal baik yang dikerjakan akan diberikan pahala berlipat ganda. Dimana juga seluruh umat islam diwajibkan untuk melaksanakan kewajibannya dengan berpuasa selama satu bulan.

Jika dilihat dari segi filosofis, kata Ramadhan mengandung makna dimana dibulan tersebut adalah bulan ujian untuk bersabar baik dari segi fisik maupun dari segi batin.

Maka dari itu alangkah baiknya jika kita sebagai umat muslim memperbanyak berbuat kebaikan dibulan Ramadhan seperti memperbanyak shodaqoh kepada orang lain. Karena Allah swt telah menjanjikan pahala dan balasan bagi orang-orang yang suka bersedekah. Banyak keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan diantaranya yaitu menghapus dosa, mendapatkan naungan di hari akhir, memberi keberkahan pada harta, dan mendapat pahala yang berlipat ganda.

Sehingga dengan hal tersebut seorang mukmin bisa membakar segala kesalahan dan dosa yang ia miliki dibulan yang penuh ampunan ini.

Dalam hadis HR. Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”.

Selanjutnya dalam hadis HR. Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah swt berfirman yang artinya, “Kecuali amalan puasa, amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah swt dari pada bau minyak kasturi”.

"STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang LOW COST HIGH QUALITY" Prof. Dr. Kasuwi Saiban, M.Ag.

Dalam Kitab Mukasyafun Nikmah dijelaskan bahwa kebaikan itu terbagi menjadi dua diantaranya yaitu Ucapan dan Perbuatan.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan ucapan adalah ucapan yang baik, bergaul dengan baik serta saling mengasihi dengan catatan atau syarat dalam hal tersebut tidak berlebihan, karena berlebihan maka hal tersebut akan menjadi watak atau sifat yang dicela, dan jika dilakukan dengan tidak berlebihan maka hal tersebut akan menjadi suatu kebaikan yang dipuji, dan diantara hikmah yang sudah Masyhur yaitu :

مَنْ قَلَّ حَبَاءُهُ قَلَّ اَحْبَاءُهُ

Artinya :”Barang siapa yang sedikit cintanya maka sedikit pula kekasihnya”.

Sedangkan maksud dari perbuatan adalah dengan mengerahkan usaha-usaha dan menolong orang-orang yang tidak mampu, serta menolong orang-orang untuk mencintai suatu kebaikan, dan mendahulukan kebaikan masyarakat. Dan jika engkau memperbanyak melakukan perbuatan baik, maka kebaikan tersebut akan membawa dua kemanfaatan, diantaranya sebagai berikut:

Manfaat pada pelaku atau orang yang melakukan kebaikan itu dengan dicatatnya pahala baginya serta mempunyai suatu image yang baik pula.

Manfaat pada orang yang diberi kebaikan tersebut dengan cara menolong serta meringankan beban dari orang tersebut.

Melakukan suatu kebaikan itu memiliki beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, diantaranya:

Menutup suatu kebaikan dari menyiarkannya atau memberitahukan terhadap orang lain, dan menyamarkan suatu kebaikan yang semestinya itu harus disebarkan.

Sebagian orang bijak berkata bahwa, “ Apabila engkau berbuat suatu kebaikan, maka tutupilah kebaikan itu, dan apabila engkau diberi suatu kebaikan, maka ceritakanlah atau sebarkanlah kebaikan itu. Karena biasanya jika itu lebih cenderung untuk menampakkan suatu hal yang disamarkan dan mengumumkan hal yang disimpan.

Menjauhi dari fitnah dan tidak ujub atau membanggakan diri sendiri ketika melakukan suatu kebaikan, karena hal tersebut akan dapat menghilangkan rasa syukur dan dapat melebur pahala.

Tidak meremehkan suatu kebaikan apapun, dengan tanpa melihat besar kecilnya perbuatan.

Dan diantara hadis yang menjelaskan bahwa kebaikan itu dapat menolak suatu kejahatan dan cobaan yaitu hadis yang diterangkan dari sahabat Anas r.a yang artinya:”Keterangan dari sahabat Anas r.a. beliau berkata:”Rasulullah saw pernah bersabda: Berbuat suatu kebaikan itu dapat mencegah dari kejelekan, mara bahaya dan kehancuran, sedangkan orang yang ahli dalam kebaikan didunia mereka itu adalah orang yang ahli kebaikan di akhirat”.

Keterangan hadis dari Sayyidah Ummi Salamah beliau berkata:”Rasulullah saw pernah bersabda: Berbuat suatu kebaikan itu dapat mencegah dari kejelekan, shodaqoh secara sembunyi-sembunyi itu dapat merendam murkanya Allah swt, bersilaturrahim itu dapat menambah umur, semua kebaikan itu shodaqoh, orang yang ahli dalam kebaikan didunia, mereka itulah merupakan ahli kebaikan di akhirat, sedangkan orang yang ahli mungkar didunia mereka itulah merupakan orang yang ahli mungkar diakhirat.

Dan orang-orang yang pertama kali masuk surga adalah orang yang ahli berbuat kebaikan.

Selain yang tersebut diatas ada banyak macam kebaikan yang dapat dilakukan terutama di bulan Ramadhan, diantaranya sebagai berikut:

Sebarkan kebaikan dengan media sosial

Sebagian besar orang banyak menghabiskan waktunya untuk berkecimpung dimedia sosial, akan tetapi sayangnya tidak banyak yang mau menyebarkan kebaikan melalui media sosial meski dibulan puasa. Tidak perlu membuat konten yang terlalu sulit cukup dengan mengajak orang untuk rajin beribadah atau beramal. Jika kita melakukan kegiatan yang bermanfaat, sebarkan dan ajak orang lain melakukannya. Sekecil apa pun yang kita bagi di media sosial akan tetap bermanfaat untuk banyak orang.

Mengajak saudara tarawih dan tadarusan

Membangunkan Sahur

Menjadi Sukarelawan

Dari macam-macam kebaikan yang dicontohkan diatas serta keutamaan dan pahala yang diberikan kepada seseorang yang mau melakukan suatu kebaikan, marilah kita bersama-sama meningkatkan ibadah kita disamping itu kita perbanyak melakukan kebaikan-kebaikan dengan mengharap ridho dari Allah swt terutama di bulan suci Ramadhan ini. Semoga apa yang tertulis diatas dapat memberikan inspirasi serta bermanfaat bagi pembaca.

)* Artikel ditulis oleh Nurul Lailatul Ahmaliya (Mahasiswa jurusan PAI, penerima beasiswa Guru Madin STAI Mahad Aly Al-Hikam Malang)