International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ke IV kembali digelar Senin hingga Rabu 23-25 November 2015 bertempat di Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur.
Hasyim Muzadi, Secretary General of ICIS mengatakan, citra Islam sebagai agama yang mengajarkan radikalisme menjadi perhatian utama dalam pembahasan konferensi yang dihadiri oleh perwakilan dari 32 negara ini.
“Sejak 2001, isu terorisme terus bergulir. Untuk memadamkan itu, kita mengusung Islam yang washatiyyah, “ ujar KH. Hasyim dalam sambutannya.
Tak hanya itu, lanjut KH. Hasyim, menawarkan nilai-nilai Pancasila yang dianggap memuat konsep keadilan juga menjadi alternatif dalam menyuarakan perdamaian.
Selain itu, menurut KH. Hasyim, untuk mendorong dunia menghentikan problematika terorisme, perlu diawali dengan mengurai permasalahan terorisme itu sendiri dalam dua hal.
“Pertama, kembalikan Islam kepada rahmatan lil ‘alamin. Kedua, hentikan pihak-pihak yang menyerukan islamophobia,” jelasnya.
Walaupun, kata KH. Hasyim, kita tidak bisa meminta orang lain untuk berhenti mengganggu Islam karena itu merupakan sunnatullah.
Tetapi, lanjutnya, kita juga harus menyiapkan diri untuk mempunyai imunitas melawanislamophia itu.
“Namun cara terbaik tetap adalah dengan menampilkan Islam itu sendiri dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya.
Kegiatan ICIS ke IV ini dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman M Fachir yang mewakili presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir. Dan rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla.*