Akhlak KH Hasyim Muzadi Kepada KH Anwar Nur




Penulis : Fauzi Naharoni Falak (Mahasiswa Baru Prodi PAI STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang)

KH. ACHMAD HASYIM MUZADI, itulah nama beliau..

Sosok yang sangat inspiratif khususnya bagi murid-murid beliau. Beliau lahir dituban 18 agustus 1943. Beliau mantan ketua PBNU dua periode, pengasuh pesantren mahasiswa alhikam, dan adik dari kyai sepuh NU KH. Muhit muzadi.

Kisah yang sangat mengesankan bagi penulis, adalah ketika beliau digembleng dan begitu taatnya beliau kepada sang guru, yaitu KH. Anwar Nur, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Annur Bululawang Malang.

Suatu ketika beliau Kyai Hasyim sowan kepada KH. Anwar, ini sudah menjadi rutinitas beliau dan menjadikan beliau sosok murid yang sangat dekat dengan Sang guru.

Sang guru berkata : "Pak hasyim.. sampean daftar calon kandidat DPR ya..??" "Tapi kuota peserta sudah penuh Kyai.." jawab kyai hasyim dengan ta'dzim. "Pokoknya sampean harus daftar, saya tidak mau tahu caranya." Kata sang guru.

Daftarlah Kyai hasyim karena taat kepada Sang guru dan seperti dugaan, dapat nomor urut 11, padahal jumlah calon hanya dibatasi 10 orang saja.

Singkat cerita, tidak tahu bagaimana ceritanya ketika waktu pemilihan sudah mepet, calon nomor urut 2 meninggal dunia. Maka otomatis Kyai hasyim muda menjadi calon nomor urut 10 yang akhirnya terpilih menjadi anggota DPR.

Sampai suatu ketika, kira-kira beliau sudah beberapa tahun menjabat dan sudah nyaman dengan kondisi yang serba berkecukupan, tiba-tiba Kyai Anwar dawuh saat beliau berada dirumah kyai hasyim muda.

"Pak hasyim, dulu yang menyuruh mendaftar sebagai anggota DPR kan saya, lhaa.. sekarang sampean saya suruh berhenti dari DPR." Kata Kyai Anwar.

Kyai hasyim muda begitu kaget, lalu beliau matur mau rundingan dulu dengan keluarga.. antara manut guru atau tetap menjadi anggota DPR. Dikisahkan sampai terjadi gejolak dikeluarga beliau. Yang akhirnya beliau memutuskan nderek dawuh Kyai Anwar.

"Tapi kalau saya berhenti, nanti saya kerja apa kyai ?" Kata kyai hasyim.

"Sudah, sampean disini saja mengajar ngaji, dan makannya harus dari hasil mengajar ngaji atau undangan." Jawab Kyai Anwar.

"Nanti kalau tidak cukup, nanti saya yang akan memberi makan." Tambah Kyai Anwar.

Dan benar saja, Kyai anwar selalu datang kerumah kyai hasyim muda dengan membawa sembako yang dibungkus tas plastik disaat-saat kyai hasyim tidak punya uang sama sekali.

Bayangkan, bagaimana keadaan beliau, demi taat dan ta'dzim kepada guru rela hidup susah, setelah diperintah oleh Sang guru untuk berhenti dari DPR dengan hidup yg sangat penuh kecukupan. Bayangkan.. hal ini berjalan kira-kira 3 tahun lebih.

Sampai suatu saat ketika Kyai Anwar kerumah Kyai hasyim muda yang sederhana, beliau jalan-jalan ditemani sang murid disekitar Jl. Cengger ayam, tiba-tiba sang guru dawuh sambil menunjuk suatu lokasi.

"Pak hasyim, sampean buat pondok disini, sampean buat pondok disini ya.." "Tapi tanah ini milik siapa Kyai?" Kyai hasim berkata.

"Yaa gak tau, pokoknya sampean bikin pondok disini." Jawab sang guru.

Setelah dawuh Kyai Anwar nur tersebut, beberapa lama kemudian ternyata pemilik tanah yang ditunjuk

Kyai Anwar diwakafkan kepada Kyai hasyim untuk dibuat masjid.

Dan dari tanah wakaf tersebut, serta karena begitu taat dan ta'dzimnya sang murid kepada Sang guru KH. Anwar Nur, berdirilah masjid yang menjadi cikal bakal pondok pesantren Alhikam malang, yg saat ini punya cabang Alhikam depok, yg keduanya sudah dilengkapi dengan adanya kampus buat para santri

dan masyarakat luas.

Walhasil, bagi seorang murid atau santri ketaatan kepada guru adalah suatu keniscayaan, kalau ingin sukses dan berhasil dalam mencari ilmu. Ketaatan yang berbuah dari rasa ta'dzim dan hurmat kepada Sang guru.

Dan begitu banyak suri tauladan yang mengisahkan kepatuhan murid kepada gurunya, tentunya selama tidak melanggar norma-norma agama, yang berakibat kepada kesuksesan sang murid tersebut, ketaatan sebagaimana mayat didepan orang-orang yang merawatnya.

Pertanyaannya.. bisakah kita meniru dan menauladani seperti kisah hidup KH. HASYIM MUZADI diatas. Semoga...